Thursday, July 26, 2012

Minum Air Putih Jauhkan Anda Dari Diabetes

Studi para ilmuwan merekomendasikan, mengganti minuman bersoda dan jus buah dengan air putih dapat menurunkan risiko kaum perempuan dari penyakit diabetes. Bahkan, riset yang digagas peneliti dari Harvard School of Public Health itu mengindikasikan, mengganti minuman manis dengan air putih dapat pula membantu mencegah gangguan metabolisme.

Temuan ini didasarkan pada kebiasaan minum sekitar 83.000 wanita, yang diikuti selama lebih dari satu dekade. Peneliti utama Dr Frank Hu mengatakan, temuan ini juga menunjukkan bahwa minuman manis tidak baik untuk risiko diabetes.

Dalam kajiannya, Dr Hu dan timnya mengumpulkan data responden yang terlibat dalam Nurses Health Study untuk melacak kesehatan dan gaya hidup puluhan ribu perempuan di seluruh AS. Penelitian ini melibatkan 82.902 wanita yang menjawab pertanyaan tentang diet dan kesehatan mereka selama rentang 12 tahun. Seiring waktu, sekitar 2.700 dari mereka mengalami diabetes.

Kajian menunjukkan, banyaknya seorang wanita mengonsumsi air minum sepertinya tak memengaruhi risiko diabetes. Mereka yang minum lebih dari enam gelas air putih sehari memiliki risiko yang sama dengan wanita yang minum kurang dari satu gelas sehari.

Namun, partisipan yang menenggak minuman manis dan jus buah terkait dengan risiko diabetes yang lebih tinggi—sekitar 10 persen lebih tinggi untuk setiap gelas yang dikonsumsi setiap hari.
Peneliti memperkirakan bahwa jika wanita mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas air putih, risiko diabetes mereka akan turun sekitar 7 atau 8 persen.

“Karena penyakit diabetes begitu umum dalam masyarakat kita, jadi walaupun hanya mengalami penurunan risiko 7 atau 8 persen, sudah cukup besar dalam hal populasi,” kata Dr Hu.
Sekitar 10 persen perempuan atau 12,6 juta masyarakat di Amerika Serikat mengidap diabetes. Setiap pengurangan 7 persen berarti ada 10 dari 100 wanita akan terbebas dari ancaman diabetes.

Dr Hu, yang memublikasikan temuannya dalam American Journal of Clinical Nutrition, juga menemukan bahwa kopi tanpa gula atau teh mungkin menjadi alternatif yang baik untuk mengganti minuman manis.
Para peneliti memperkirakan, mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas kopi atau teh tanpa gula bisa mengurangi risiko diabetes dari 12 persen sampai 17 persen.
Dr Hu mengatakan, penelitian ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa jus buah bukanlah pilihan terbaik sebagai pengganti minuman bersoda atau minuman manis.

“Kenyataannya adalah jus buah mengandung jumlah kalori yang sama dan gula sebagai minuman ringan,” paparnya.
Intinya, kata Hu, air putih adalah salah satu yang bebas kalori dan merupakan pilihan minuman yang terbaik. Jika ingin memberikan rasa pada air minum, Anda bisa menambahkan lemon atau jeruk nipis.

Monday, July 16, 2012

Pengobatan Diabetes



Penyakit diabetes di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: faktor keturunan, salah pola makan, sering mengkonsumsi yang manis-manis secara berlebihan. 

Penyebab Penyakit diabetes di sebabkan oleh kadar gula dalam tubuh terlalu banyak sedangkan tubuh manusia hanya memerlukan kurang lebih 200 kadar gula. Kalau kadar gula dalam darah kita lebih dari 200 bisa di katakan terkena diabetes.

Gejala penyakit diabetes bisa di lihat dari: rasa haus terus menerus, dehidrasi, badan terasa lemas, penurunan berat badan, gangguan penglihatan dan penyembuhan luka yang sulit sembuh.

Untuk anda yang menderita penyakit diabetes jangan putus asa karena diabetes bisa di obati dan di cegah biar tidak kambuh lagi. Mulailah konsumsi nasi organik yg non gula khusus untuk diabetes, diet yang tepat, banyak konsumsi buah pier, appel dan berry, konsumsi gula tropikana khusus untuk diabet dan Rajin olah raga ringan. 

Dan saat ini telah ditemukan cara pengobatan diabetes dengan obat herbal. Pengobatan diabetes dengan obat herbal tentu aman dan tidak akan ada efek samping nya, nah obat herbal yang paling ampuh untuk pengobatan diabetes adalah obat herbal diabetes dari synergy worldwide. 

Untuk anda yang inging menjalani terapi pengobatan diabetes dengan paket produk ini, silahkan order kepada kami, untuk pemesanan paket pengobatan ini bias mendapatkan diskon sampai 30%. (syarat & ketentuan berlaku).


Untuk pemesanan dan keterangan lebih lanjut silakan hubungi kami : 

Susi 0815.8471.8088 / Djun 0878.8811.2766 
pinBB : 22F2.8DD5

Monday, July 9, 2012

Cegah Diabetes, Yuk Konsumsi Strawberry


Strawberry merupakan buah musim panas yang banyak tumbuh di daerah sejuk. Bisa dimakan segar atau dibuat jus dan cake. Buah ini selain kaya vitamin C juga punya sejumlah khasiat nutrisi terutama untuk penderita diabetes.

Para ilmuan di University of Warwick berhasil mempelajari manfaat baru dari strawberry. Makan strawberry bisa menjaga kesehatan jantung. Selain itu, juga dapat mencegah perkembangan penyakit jantung dan diabetes.

Seorang Profesor dari Warwick Medical School, Paul Thornalley, berhasil menemukan manfaat lain ekstrak strawberry. Ekstrak buah ini dapat mengaktifkan protein dalam tubuh untuk meningkatkan antioksidan dan melindingi tubuh dari racun. Protein dalam tubuh ini akan berfungsi untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol.

Meskipun pada penelitian sebelumnya sudah diketahui makan buah strawberry, dapat mencegah peningkatan glukosa dan kolesterol. Namun baru kali ini diketahui manfaat ekstrak strawberry, yang telah terbukti secara aktif dapat merangsang protein untuk melindungi tubuh dari penyakit.

“Kami telah menemukan manfaat buah strawberry yang dapat menjaga sel-sel tubuh, organ dan pembuluh darah untuk mengurangi resiko penyakit pembuluh darah jantung dan diabetes.” ungkap Profesor Thornalley.

Para ilmuan dari University of Warwick akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi varietas terbaik dari buah strawberry. Hasil penelitian ini juga akan dipresentasikan pada pertemuan Society for Free Radical Research International.

Sunday, July 8, 2012

Lima Hal Yang Memperparah Resiko Diabetes

Penderita diabetes untuk mengetahui 3 pola yang dapat memperparah derajat progresivitas dari penyakit diabetes itu sendiri. 
  • Alkohol Alkohol pada prosesnya itu sendiri adalah fermentasi dari gula. Alkohol bila diminum dapat menyebabkan gula darah naik dengan cepat, hal ini dikarenakan alkohol memiliki energi yang tinggi. Pastikan bagi Anda para penderita diabetes untuk menghindari alkohol dari keseharian Anda. 
  • Stres Ketika Anda dalam keadaan stres, hormon-hormon stres di tubuh Anda akan meningkat hal ini juga akan memicu naiknya kadar gula di dalam darah. Bagi Anda penderita diabetes yang sering mengalami stres, pastikan Anda memiliki beberapa cara untuk mengurangi stres misal dengan latihan yoga yang akan membuat diri Anda serileks mungkin. 
  • Merokok Merokok dapat memperberat gangguan sirkulasi darah di daerah ujung-ujung tubuh Anda misalnya jari kaki, sehingga dengan merokok dapat mempercepat proses pembentukan gangren bagi Anda penderita diabetes bila mengalami luka.
  • Demam Pada saat Anda mengalami sakit demam akibat infeksi, metabolisme tubuh Anda bekerja dengan cepat sehingga hal ini dapat menurunkan kadar gula dalam darah Anda dengan cepat, pastikan Anda bagi penderita diabetes bila dalam keadaan demam untuk terus banyak minum dan makan dengan teratur bersamaan dengan obat yang telah dianjurkan oleh dokter. 
  • Perjalanan jauh Apabila Anda bepergian dengan pesawat terbang dalam jangkauan yang sangat jauh apalagi sampai melibatkan perubahan zona waktu, sehingga hal ini akan menyebabkan pola makan Anda menjadi berubah sesuai dengan zona waktu di negara yang Anda tuju. Pastikan Anda tetap makan dan mengkonsumsi obat dengan teratur agar gula darah Anda tetap terkontrol dengan baik. Bila perlu Anda atur jenis makanan yang baik untuk diabetes Anda kepada dokter supaya Anda bisa menyesuaikannya dengan yang akan diberikan kepada Anda di dalam pesawat.

Wednesday, July 4, 2012

Pola Makan 3J untuk Penderita Diabetes


Penderita diabetes atau kencing manis biasanya mengalami gejala rasa lapar berlebihan. Setiap orang yang merasa lapar biasanya cenderung makan yang banyak.

Bagi seorang penderita diabetes atau kencing manis (biasa disebut dengan diabetisi) harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Makan yang berlebihan dalam satu kali makan akan memicu naiknya kadar gula darah yang sangat tinggi, apalagi jenis makanannya banyak mengandung karbohirat.

Seorang penderita diabetes diperbolehkan makan seperti orang normal lain (bukan diabetisi), akan tetapi diharuskan dapat mengendalikan baik dalam hal jadwal makan, jumlah yang dimakan dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Ada petunjuk pola makan bagi penderita diabetes atau kencing manis yaitu 3J yaitu singkatan dari Jadwal, Jumlah dan Jenis.

Pola makan 3J yang harus dipahami dan diingat oleh para penderita diabetes dalam mengatur pola makan sehari-hari yaitu:

1. Jadwal

Pengaturan jadwal bagi penderita diabetes biasanya adalah 6 kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kai selingan. Adapun jadwal waktunya adalah sebagai berikut;

a. Makan Pagi (jam 07.00)
b. Snack I (jam 10.00)
c. Makan siang (13.00)
d. Snack II (jam 16.00)
e. Makan malam (jam 19.00)
f. Snack III (jam 21.00)

Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila telat makan, akan terjadi hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi segera minum air gula.

2. Jumlah

Perhatikan jumlah/porsi makanan yang anda konsumsi. Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah porsi kecil dan sering, artinya makan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagai berikut ;

a. Makan Pagi (20%) – maksudnya 20% dari total kebutuhan kalori sehari
b. Snack I (10%)
c. Makan siang (25%)
d. Snack II (10%)
e. Makan malam (25%)
f. Snack III (10%)

3. Jenis

Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikkan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Semakin cepat menaikkan kadar gula darah sehabis makan tersebut dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks glikemik makanan tersebut. Jadi, hindari makanan yang berindeks glikemik tinggi seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain.

Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang kaya dengan serat. Contohnya sayuran dan buah-buahan.



Sumber: http://indodiabetes.com/pola-makan-3j-untuk-penderita-diabetes.html#ixzz1zj75ptYY

Tuesday, July 3, 2012

Ibu Hamil Menderita Obesitas dan Diabetes, Inilah yang Dialami Bayinya

Kegemukan (obesitas), diabetes, dan hipertensi sudah dipahami sebagai tiga hal yang saling terkait. Obesitas merupakan salah satu faktor utama terbentuknya resistansi terhadap insulin, hormon yang merangsang pengolahan gula darah (glukosa) untuk disimpan sebagai glikogen, sumber energi, dalam liver (hati) dan otot. Namun, bila tiga hal itu dipertemukan dengan ibu hamil, kirakira apa yang bakal terjadi?

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti UC Davis MIND (Medical Investigation of Neurodevelopmental Disorders) Institute di Sacramento, California, Amerika Serikat, menemukan kaitan kuat antara ibu pengidap obesitas, diabetes, atau hipertensi dan kemungkinan melahirkan anak yang menderita gangguan spektrum autisme (ASD) ataupun gangguan pertumbuhan lain. Autis adalah gangguan perkembangan yang mengakibatkan anak mengalami kelambatan dan penyimpangan dari perilaku normal pada hubungan sosial dan interaksi, bahasa dan komunikasi, serta aktivitas fisiknya.

Penelitian yang mencoba mencari hubungan antara kondisi metabolisme ibu dan risiko gangguan perkembang an syaraf bayi itu menyimpulkan bah wa seorang ibu yang kegemukan me miliki kemungkinan 67 persen lebih besar melahirkan bayi autis diban dingkan ibu dengan berat badan normal yang tak menderita diabetes atau hipertensi. Ibu obesitas juga punya peluang dua kali lipat melahirkan bayi dengan gangguan perkembangan yang lain dibanding ibu dengan berat badan normal.

Lalu, ibu yang mengidap diabetes juga punya peluang 67 persen lebih besar untuk melahirkan anak dengan perkembangan lambat dibandingkan ibu yang sehat. Secara statistik, proporsi ibu pengidap diabetes yang mempunyai anak autis memang lebih tinggi dibandingkan ibu sehat walau ang kanya tidak signifikan. Penelitian itu juga mengungkapkan anak autis da ri seorang ibu pengidap diabetes bia sa nya perkembangannya jauh lebih lambat, baik penguasaan bahasa mau pun komunikasi, dibandingkan anak autis yang dilahirkan oleh ibu yang sehat. Lebih jauh lagi, para peneliti juga menemukan kenyataan yang mengejutkan.

Anak tanpa gangguan autis yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes juga mengalami kelambatan dalam bersosialisasi dan penguasaan bahasa untuk komunikasi dibandingkan anak sehat yang dilahirkan oleh ibu sehat. Demikian pula, anak sehat yang dilahirkan ibu dengan gangguan metabolisme juga lambat dalam memecahkan masalah, penguasaan bahasa, kemampuan motoris, dan sosialisasi.

‘’Lebih dari sepertiga dari perempuan di Amerika dalam usia subur menderita obesitas dan hampir seper sepuluhnya menderita diabetes selama kehamilan. Temuan kami me ngenai hubungan kuat antara kondisi ibu dan masalah gangguan perkembangan syaraf anak mungkin bisa berdampak serius,’’ kata Paula Krakowiak, kandidat doktor epidemiologi di MIND Institute, dalam situs lembaga riset pe nya kit kelainan syaraf itu.

Krakowiak menegaskan, penelitian ini memang tidak menyimpulkan bahwa diabetes dan obesitas adalah penyebab autisme atau gangguan perkembangan anak yang lain. Namun jelas, obesitas sebelum kehamilan (berat badan lebih dari 90 kilogram) atau penambahan berat badan berlebih selama kehamilan (lebih dari 18 kilogram) terkait erat dengan autisme. Obesitas dan diabetes juga me nyumbang faktor risiko yang signifi kan yang ditunjukkan dengan me ningkatnya kekebalan terhadap insulin dan inflamasi kronis seperti pada kasus diabetes dan tekanan darah tinggi. Inflamasi maternal adalah kondisi gangguan metabolisme pada ibu obesitas atau dengan hipertensi.

Pada kasus diabetes, kadar glukosa ibu hamil yang tak terkendali meng aki batkan janin terpapar pada kondisi gula darah tinggi. Kondisi ini me naikkan produksi insulin pada janin. Akibatnya, janin terpapar kadar hormon insulin tinggi yang memerlukan lebih banyak penggunaan oksigen, sehingga pasokan oksigen ke janin ber kurang. Diabetes juga menyebabkan janin mengalami kekurangan zat besi. Kedua kondisi ini berdampak pada perkembangan otak janin.

Inflamasi maternal memengaruhi perkembangan janin lewat protein tertentu yang diproduksi oleh sel dalam sistem kekebalan ibu. Protein itu dapat menembus plasenta janin sehingga mengganggu pertumbuhan otak janin. ‘’Rangkaian peristiwa akibat tak ter kendalinya kadar glukosa ibu hamil adalah mekanisme biologis potensial yang mungkin memainkan peran menghambat perkembangan janin da lam kondisi ibu mengalami gangguan metabolisme,’’ kata Krakowiak.

Penelitian yang berjudul ‘’Kondisi Metabolisme Ibu dan Risiko Autis dan Gangguan Perkembangan Syaraf Lain’’ itu telah dipublikasikan 9 April lalu dalam Journal of the American Acedemy of Pediatric. Ini merupakan penelitian pertama yang mencoba mencari kaitan antara gangguan perkembangan syaraf anak dan kondisi metabolisme ibu yang tidak dibatasi hanya pada diabetes tipe dua atau diabetes yang terjadi saat kehamilan (gestational diabetes). Penelitian ini juga yang pertama kali memasukkan faktor obesitas dan tekanan darah tinggi, yang mempunyai karakteristik biologis serupa, kemudian dikaitkan dengan tumbuh kembang anak dalam periode tertentu.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Toko Herbal Online | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | belt buckles