Tuesday, August 14, 2012

Hubungan Antara Diabetes dan Penyakit Jantung


Hubungan Antara Diabetes dan Penyakit Jantung. Penderita diabetes itu memiliki suatu peningkatan resiko dari penyakit jantung. Tapi melalui diet, olahraga, dan perubahan-perubahan gaya hidup, ada banyak cara untuk mempertahankan kesehatan jantung.

Sebagian besar penderita diabetes itu sadar bahwa mereka memiliki suatu peningkatan resiko dari penyakit jantung. Tapi angka-angka statistik bisa sangat menyejutkan.

Menurut National Institutes of Health, sekitar 65 persen dari penderita diabetes itu sebenarnya meninggal akibat penyakit jantung atau stroke, dan seseorang yang menderita diabetes itu punya peluang dua kali lebih besar untuk mengembangkan penyakit jantung dibanding orang yang tidak menderita diabetes.

Bagaimana Diabetes dan Penyakit Jantung itu Berhubungan?

Hubungan antara diabetes dan penyakit jantung itu dimulai dengan level gula darah yang tinggi. Pada waktunya, level glucose yang tinggi di dalam darah itu merusak arteri, menyebabkan terjadinya pengerasan dan kaku.

Materi-materi lemak yang menumpuk di dalam saluran-saluran darah ini bisa benar-benar menghalangi aliran darah ke jantung atau otak, yang mengarah pada serangan jantung atau stroke.

Resiko anda untuk penyakit jantung dengan diabetes itu akan semakin meningkat jika anda juga punya sejarah keluarga yang menderita penyakit jantung atau stroke.

Fakta-fakta lain yang perlu dipertimbangkan:
  • Seorang penderita diabetes yang pernah mengalami suatu serangan jantung itu punya resiko yang jauh lebih besar untuk kembali mengalami serangan jantung.
  • Seseorang dengan usia pertengahan yang menderita diabetes itu punya peluang yang sama dengan orang yang tidak menderita diabetes tapi pernah mengalami serangan jantung.
  • Seorang penderita diabetes itu akan mengembangkan penyakit cardiovascular pada usia yang jauh lebih awal dibanding orang yang tidak menderita diabetes.
  • Para penderita diabetes yang pernah mengalami serangan jantung itu lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kematian akibat serangan jantung.
Jika anda percaya bahwa anda beresiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, jangan putus asa. Ada beberapa perubahan kecil dalam gaya hidup yang bisa anda lakukan untuk bukan cuma membantu mencegah penyakit jantung, tapi juga mengatur diabetes dengan lebih efektif.
  • Aktif bergerak. American Diabetes Association merekomendasikan minimal 30 menit latihan erobik lima kali per minggu. Jika anda tidak punya waktu 30 menit sekaligus, bagi menjadi segment-segment 10 menit.
  • Makan sebuah diet yang menyehatkan jantung. Kurangan konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol misalnya gorengan dan telur, dan makanlah makanan-makanan yang banyak mengandung serat misalnya sayuran dan buah. Sebuah penelitian terbaru di University of Warwick, Inggris, menghubungkan makanan tinggi lemak dengan peradangan pada para penderita diabetes type 2, dimana itu berhubungan dengan penyakit jantung.
  • Jika anda overweight, kurangi berat badan. Carilah bantuan dari seorang ahli gizi untuk menyusun sebuah diet sehat tapi masuk akal yang bisa anda pertahankan.
  • Pertahankan level kolesterol darah dalam kisaran target. Kolesterol LDL (jahat) seharusnya dibawah 100; kolesterol HDL (baik) seharusnya lebih dari 40 para pria dan lebih dari 50 pada wanita. Triglycerides seharusnya lebih rendah dari 150.
  • Pertahankan level glucose darah dalam kisaran target. Dokter anda akan membantu untuk menentukan kisaran yang tepat. Anda bisa memeriksa hasil dari usaha-usaha anda dengan cara menjalani test-test A1C minimal 2 kali setahun; ini akan mengungkapkan level gula darah rata-rata anda pada 2 - 3 bulan terakhir.
  • Pertahankan level tekanan darah yang terkontrol. Pastikan anda memeriksakan tekanan darah setiap kali mengunjungi dokter anda.
  • Berhenti merokok. Konsultasikan dengan dokter anda tentang cara untuk mendapatkan bantuan saat anda sudah siap untuk berhenti merokok.
Jika anda menderita diabetes dan mengembangkan penyakit jantung, maka perawatan yang pertama dan utama akan menyertakan perubahan-perubahan gaya hidup seperti yang disebutkan diatas.

Anda juga mungkin perlu pengobatan untuk menurunkan tekanan darah, level glucose darah atau kolesterol, dan untuk merawat kerusakan jantung. Perawatan untuk masing-masing orang akan berbeda, tergantung dari komplikasi cardiovascular yang mungkin anda miliki.

Terakhir, jika anda mengembangkan gejala-gejala dari serangan jantung, segeralah cari bantuan medis karena perawatan sejak dini bisa mengurangi potensi dari kerusakan pada jantung anda.

Penderita Diabetes Gemuk Hidup Lebih Lama


Penderita Diabetes Gemuk Hidup Lebih LamaPenderita diabetes tipe 2 dengan berat badan normal berpotensi meninggal dua kali lebih besar akibat penyakit apa pun dalam periode 10-30 tahun daripada penderita dengan berat badan berlebih.


Hasil studi yang dimuat dalam Journal of American Medical Association, Rabu (8/8), itu tetap sama meski faktor-faktor penyebab kematian lain, seperti usia, tekanan darah, kadar lemak darah, dan rokok, diperhitungkan. Hasil ini sesuai dengan paradoks obesitas, yaitu meski kegemukan merupakan salah satu faktor penyebab penyakit kronik, orang obesitas terlindung dari penyakit tertentu yang mematikan, seperti penyakit jantung.



Mercedes Carnethon, associate professor bidang kedokteran preventif di Fakultas Kedokteran Feinberg, Universitas Northwestern, Amerika Serikat, mengatakan, ada kemungkinan penderita diabetes dengan berat badan normal mengembangkan varian genetik diabetes yang berbeda sehingga mereka lebih rentan. Temuan diperoleh berdasarkan analisis informasi 2.625 penderita diabetes yang diikuti selama 9-28 tahun.



Penderita diabetes dengan berat badan normal ketika pertama kali didiagnosis mencapai 12 persen. Selama penelitian, 449 orang di antaranya meninggal. Sebanyak 178 kasus akibat penyakit jantung. Angka kematian orang berberat badan normal 284,8 kematian per 10.000 orang per tahun, sedangkan berat badan berlebih hanya 152,1 kematian per 10.000 orang per tahun.



Pasien diabetes, berapa pun berat badannya, disarankan berolahraga dan mengatur diet untuk mengurangi kadar gula darah dan lemak darah.



Thursday, July 26, 2012

Minum Air Putih Jauhkan Anda Dari Diabetes

Studi para ilmuwan merekomendasikan, mengganti minuman bersoda dan jus buah dengan air putih dapat menurunkan risiko kaum perempuan dari penyakit diabetes. Bahkan, riset yang digagas peneliti dari Harvard School of Public Health itu mengindikasikan, mengganti minuman manis dengan air putih dapat pula membantu mencegah gangguan metabolisme.

Temuan ini didasarkan pada kebiasaan minum sekitar 83.000 wanita, yang diikuti selama lebih dari satu dekade. Peneliti utama Dr Frank Hu mengatakan, temuan ini juga menunjukkan bahwa minuman manis tidak baik untuk risiko diabetes.

Dalam kajiannya, Dr Hu dan timnya mengumpulkan data responden yang terlibat dalam Nurses Health Study untuk melacak kesehatan dan gaya hidup puluhan ribu perempuan di seluruh AS. Penelitian ini melibatkan 82.902 wanita yang menjawab pertanyaan tentang diet dan kesehatan mereka selama rentang 12 tahun. Seiring waktu, sekitar 2.700 dari mereka mengalami diabetes.

Kajian menunjukkan, banyaknya seorang wanita mengonsumsi air minum sepertinya tak memengaruhi risiko diabetes. Mereka yang minum lebih dari enam gelas air putih sehari memiliki risiko yang sama dengan wanita yang minum kurang dari satu gelas sehari.

Namun, partisipan yang menenggak minuman manis dan jus buah terkait dengan risiko diabetes yang lebih tinggi—sekitar 10 persen lebih tinggi untuk setiap gelas yang dikonsumsi setiap hari.
Peneliti memperkirakan bahwa jika wanita mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas air putih, risiko diabetes mereka akan turun sekitar 7 atau 8 persen.

“Karena penyakit diabetes begitu umum dalam masyarakat kita, jadi walaupun hanya mengalami penurunan risiko 7 atau 8 persen, sudah cukup besar dalam hal populasi,” kata Dr Hu.
Sekitar 10 persen perempuan atau 12,6 juta masyarakat di Amerika Serikat mengidap diabetes. Setiap pengurangan 7 persen berarti ada 10 dari 100 wanita akan terbebas dari ancaman diabetes.

Dr Hu, yang memublikasikan temuannya dalam American Journal of Clinical Nutrition, juga menemukan bahwa kopi tanpa gula atau teh mungkin menjadi alternatif yang baik untuk mengganti minuman manis.
Para peneliti memperkirakan, mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas kopi atau teh tanpa gula bisa mengurangi risiko diabetes dari 12 persen sampai 17 persen.
Dr Hu mengatakan, penelitian ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa jus buah bukanlah pilihan terbaik sebagai pengganti minuman bersoda atau minuman manis.

“Kenyataannya adalah jus buah mengandung jumlah kalori yang sama dan gula sebagai minuman ringan,” paparnya.
Intinya, kata Hu, air putih adalah salah satu yang bebas kalori dan merupakan pilihan minuman yang terbaik. Jika ingin memberikan rasa pada air minum, Anda bisa menambahkan lemon atau jeruk nipis.

Monday, July 16, 2012

Pengobatan Diabetes



Penyakit diabetes di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: faktor keturunan, salah pola makan, sering mengkonsumsi yang manis-manis secara berlebihan. 

Penyebab Penyakit diabetes di sebabkan oleh kadar gula dalam tubuh terlalu banyak sedangkan tubuh manusia hanya memerlukan kurang lebih 200 kadar gula. Kalau kadar gula dalam darah kita lebih dari 200 bisa di katakan terkena diabetes.

Gejala penyakit diabetes bisa di lihat dari: rasa haus terus menerus, dehidrasi, badan terasa lemas, penurunan berat badan, gangguan penglihatan dan penyembuhan luka yang sulit sembuh.

Untuk anda yang menderita penyakit diabetes jangan putus asa karena diabetes bisa di obati dan di cegah biar tidak kambuh lagi. Mulailah konsumsi nasi organik yg non gula khusus untuk diabetes, diet yang tepat, banyak konsumsi buah pier, appel dan berry, konsumsi gula tropikana khusus untuk diabet dan Rajin olah raga ringan. 

Dan saat ini telah ditemukan cara pengobatan diabetes dengan obat herbal. Pengobatan diabetes dengan obat herbal tentu aman dan tidak akan ada efek samping nya, nah obat herbal yang paling ampuh untuk pengobatan diabetes adalah obat herbal diabetes dari synergy worldwide. 

Untuk anda yang inging menjalani terapi pengobatan diabetes dengan paket produk ini, silahkan order kepada kami, untuk pemesanan paket pengobatan ini bias mendapatkan diskon sampai 30%. (syarat & ketentuan berlaku).


Untuk pemesanan dan keterangan lebih lanjut silakan hubungi kami : 

Susi 0815.8471.8088 / Djun 0878.8811.2766 
pinBB : 22F2.8DD5

Monday, July 9, 2012

Cegah Diabetes, Yuk Konsumsi Strawberry


Strawberry merupakan buah musim panas yang banyak tumbuh di daerah sejuk. Bisa dimakan segar atau dibuat jus dan cake. Buah ini selain kaya vitamin C juga punya sejumlah khasiat nutrisi terutama untuk penderita diabetes.

Para ilmuan di University of Warwick berhasil mempelajari manfaat baru dari strawberry. Makan strawberry bisa menjaga kesehatan jantung. Selain itu, juga dapat mencegah perkembangan penyakit jantung dan diabetes.

Seorang Profesor dari Warwick Medical School, Paul Thornalley, berhasil menemukan manfaat lain ekstrak strawberry. Ekstrak buah ini dapat mengaktifkan protein dalam tubuh untuk meningkatkan antioksidan dan melindingi tubuh dari racun. Protein dalam tubuh ini akan berfungsi untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol.

Meskipun pada penelitian sebelumnya sudah diketahui makan buah strawberry, dapat mencegah peningkatan glukosa dan kolesterol. Namun baru kali ini diketahui manfaat ekstrak strawberry, yang telah terbukti secara aktif dapat merangsang protein untuk melindungi tubuh dari penyakit.

“Kami telah menemukan manfaat buah strawberry yang dapat menjaga sel-sel tubuh, organ dan pembuluh darah untuk mengurangi resiko penyakit pembuluh darah jantung dan diabetes.” ungkap Profesor Thornalley.

Para ilmuan dari University of Warwick akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi varietas terbaik dari buah strawberry. Hasil penelitian ini juga akan dipresentasikan pada pertemuan Society for Free Radical Research International.

Sunday, July 8, 2012

Lima Hal Yang Memperparah Resiko Diabetes

Penderita diabetes untuk mengetahui 3 pola yang dapat memperparah derajat progresivitas dari penyakit diabetes itu sendiri. 
  • Alkohol Alkohol pada prosesnya itu sendiri adalah fermentasi dari gula. Alkohol bila diminum dapat menyebabkan gula darah naik dengan cepat, hal ini dikarenakan alkohol memiliki energi yang tinggi. Pastikan bagi Anda para penderita diabetes untuk menghindari alkohol dari keseharian Anda. 
  • Stres Ketika Anda dalam keadaan stres, hormon-hormon stres di tubuh Anda akan meningkat hal ini juga akan memicu naiknya kadar gula di dalam darah. Bagi Anda penderita diabetes yang sering mengalami stres, pastikan Anda memiliki beberapa cara untuk mengurangi stres misal dengan latihan yoga yang akan membuat diri Anda serileks mungkin. 
  • Merokok Merokok dapat memperberat gangguan sirkulasi darah di daerah ujung-ujung tubuh Anda misalnya jari kaki, sehingga dengan merokok dapat mempercepat proses pembentukan gangren bagi Anda penderita diabetes bila mengalami luka.
  • Demam Pada saat Anda mengalami sakit demam akibat infeksi, metabolisme tubuh Anda bekerja dengan cepat sehingga hal ini dapat menurunkan kadar gula dalam darah Anda dengan cepat, pastikan Anda bagi penderita diabetes bila dalam keadaan demam untuk terus banyak minum dan makan dengan teratur bersamaan dengan obat yang telah dianjurkan oleh dokter. 
  • Perjalanan jauh Apabila Anda bepergian dengan pesawat terbang dalam jangkauan yang sangat jauh apalagi sampai melibatkan perubahan zona waktu, sehingga hal ini akan menyebabkan pola makan Anda menjadi berubah sesuai dengan zona waktu di negara yang Anda tuju. Pastikan Anda tetap makan dan mengkonsumsi obat dengan teratur agar gula darah Anda tetap terkontrol dengan baik. Bila perlu Anda atur jenis makanan yang baik untuk diabetes Anda kepada dokter supaya Anda bisa menyesuaikannya dengan yang akan diberikan kepada Anda di dalam pesawat.

Wednesday, July 4, 2012

Pola Makan 3J untuk Penderita Diabetes


Penderita diabetes atau kencing manis biasanya mengalami gejala rasa lapar berlebihan. Setiap orang yang merasa lapar biasanya cenderung makan yang banyak.

Bagi seorang penderita diabetes atau kencing manis (biasa disebut dengan diabetisi) harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Makan yang berlebihan dalam satu kali makan akan memicu naiknya kadar gula darah yang sangat tinggi, apalagi jenis makanannya banyak mengandung karbohirat.

Seorang penderita diabetes diperbolehkan makan seperti orang normal lain (bukan diabetisi), akan tetapi diharuskan dapat mengendalikan baik dalam hal jadwal makan, jumlah yang dimakan dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Ada petunjuk pola makan bagi penderita diabetes atau kencing manis yaitu 3J yaitu singkatan dari Jadwal, Jumlah dan Jenis.

Pola makan 3J yang harus dipahami dan diingat oleh para penderita diabetes dalam mengatur pola makan sehari-hari yaitu:

1. Jadwal

Pengaturan jadwal bagi penderita diabetes biasanya adalah 6 kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kai selingan. Adapun jadwal waktunya adalah sebagai berikut;

a. Makan Pagi (jam 07.00)
b. Snack I (jam 10.00)
c. Makan siang (13.00)
d. Snack II (jam 16.00)
e. Makan malam (jam 19.00)
f. Snack III (jam 21.00)

Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila telat makan, akan terjadi hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi segera minum air gula.

2. Jumlah

Perhatikan jumlah/porsi makanan yang anda konsumsi. Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah porsi kecil dan sering, artinya makan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagai berikut ;

a. Makan Pagi (20%) – maksudnya 20% dari total kebutuhan kalori sehari
b. Snack I (10%)
c. Makan siang (25%)
d. Snack II (10%)
e. Makan malam (25%)
f. Snack III (10%)

3. Jenis

Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikkan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Semakin cepat menaikkan kadar gula darah sehabis makan tersebut dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks glikemik makanan tersebut. Jadi, hindari makanan yang berindeks glikemik tinggi seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain.

Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang kaya dengan serat. Contohnya sayuran dan buah-buahan.



Sumber: http://indodiabetes.com/pola-makan-3j-untuk-penderita-diabetes.html#ixzz1zj75ptYY

Tuesday, July 3, 2012

Ibu Hamil Menderita Obesitas dan Diabetes, Inilah yang Dialami Bayinya

Kegemukan (obesitas), diabetes, dan hipertensi sudah dipahami sebagai tiga hal yang saling terkait. Obesitas merupakan salah satu faktor utama terbentuknya resistansi terhadap insulin, hormon yang merangsang pengolahan gula darah (glukosa) untuk disimpan sebagai glikogen, sumber energi, dalam liver (hati) dan otot. Namun, bila tiga hal itu dipertemukan dengan ibu hamil, kirakira apa yang bakal terjadi?

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti UC Davis MIND (Medical Investigation of Neurodevelopmental Disorders) Institute di Sacramento, California, Amerika Serikat, menemukan kaitan kuat antara ibu pengidap obesitas, diabetes, atau hipertensi dan kemungkinan melahirkan anak yang menderita gangguan spektrum autisme (ASD) ataupun gangguan pertumbuhan lain. Autis adalah gangguan perkembangan yang mengakibatkan anak mengalami kelambatan dan penyimpangan dari perilaku normal pada hubungan sosial dan interaksi, bahasa dan komunikasi, serta aktivitas fisiknya.

Penelitian yang mencoba mencari hubungan antara kondisi metabolisme ibu dan risiko gangguan perkembang an syaraf bayi itu menyimpulkan bah wa seorang ibu yang kegemukan me miliki kemungkinan 67 persen lebih besar melahirkan bayi autis diban dingkan ibu dengan berat badan normal yang tak menderita diabetes atau hipertensi. Ibu obesitas juga punya peluang dua kali lipat melahirkan bayi dengan gangguan perkembangan yang lain dibanding ibu dengan berat badan normal.

Lalu, ibu yang mengidap diabetes juga punya peluang 67 persen lebih besar untuk melahirkan anak dengan perkembangan lambat dibandingkan ibu yang sehat. Secara statistik, proporsi ibu pengidap diabetes yang mempunyai anak autis memang lebih tinggi dibandingkan ibu sehat walau ang kanya tidak signifikan. Penelitian itu juga mengungkapkan anak autis da ri seorang ibu pengidap diabetes bia sa nya perkembangannya jauh lebih lambat, baik penguasaan bahasa mau pun komunikasi, dibandingkan anak autis yang dilahirkan oleh ibu yang sehat. Lebih jauh lagi, para peneliti juga menemukan kenyataan yang mengejutkan.

Anak tanpa gangguan autis yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes juga mengalami kelambatan dalam bersosialisasi dan penguasaan bahasa untuk komunikasi dibandingkan anak sehat yang dilahirkan oleh ibu sehat. Demikian pula, anak sehat yang dilahirkan ibu dengan gangguan metabolisme juga lambat dalam memecahkan masalah, penguasaan bahasa, kemampuan motoris, dan sosialisasi.

‘’Lebih dari sepertiga dari perempuan di Amerika dalam usia subur menderita obesitas dan hampir seper sepuluhnya menderita diabetes selama kehamilan. Temuan kami me ngenai hubungan kuat antara kondisi ibu dan masalah gangguan perkembangan syaraf anak mungkin bisa berdampak serius,’’ kata Paula Krakowiak, kandidat doktor epidemiologi di MIND Institute, dalam situs lembaga riset pe nya kit kelainan syaraf itu.

Krakowiak menegaskan, penelitian ini memang tidak menyimpulkan bahwa diabetes dan obesitas adalah penyebab autisme atau gangguan perkembangan anak yang lain. Namun jelas, obesitas sebelum kehamilan (berat badan lebih dari 90 kilogram) atau penambahan berat badan berlebih selama kehamilan (lebih dari 18 kilogram) terkait erat dengan autisme. Obesitas dan diabetes juga me nyumbang faktor risiko yang signifi kan yang ditunjukkan dengan me ningkatnya kekebalan terhadap insulin dan inflamasi kronis seperti pada kasus diabetes dan tekanan darah tinggi. Inflamasi maternal adalah kondisi gangguan metabolisme pada ibu obesitas atau dengan hipertensi.

Pada kasus diabetes, kadar glukosa ibu hamil yang tak terkendali meng aki batkan janin terpapar pada kondisi gula darah tinggi. Kondisi ini me naikkan produksi insulin pada janin. Akibatnya, janin terpapar kadar hormon insulin tinggi yang memerlukan lebih banyak penggunaan oksigen, sehingga pasokan oksigen ke janin ber kurang. Diabetes juga menyebabkan janin mengalami kekurangan zat besi. Kedua kondisi ini berdampak pada perkembangan otak janin.

Inflamasi maternal memengaruhi perkembangan janin lewat protein tertentu yang diproduksi oleh sel dalam sistem kekebalan ibu. Protein itu dapat menembus plasenta janin sehingga mengganggu pertumbuhan otak janin. ‘’Rangkaian peristiwa akibat tak ter kendalinya kadar glukosa ibu hamil adalah mekanisme biologis potensial yang mungkin memainkan peran menghambat perkembangan janin da lam kondisi ibu mengalami gangguan metabolisme,’’ kata Krakowiak.

Penelitian yang berjudul ‘’Kondisi Metabolisme Ibu dan Risiko Autis dan Gangguan Perkembangan Syaraf Lain’’ itu telah dipublikasikan 9 April lalu dalam Journal of the American Acedemy of Pediatric. Ini merupakan penelitian pertama yang mencoba mencari kaitan antara gangguan perkembangan syaraf anak dan kondisi metabolisme ibu yang tidak dibatasi hanya pada diabetes tipe dua atau diabetes yang terjadi saat kehamilan (gestational diabetes). Penelitian ini juga yang pertama kali memasukkan faktor obesitas dan tekanan darah tinggi, yang mempunyai karakteristik biologis serupa, kemudian dikaitkan dengan tumbuh kembang anak dalam periode tertentu.

Saturday, March 31, 2012

Pengganti Gula Untuk Penderita Diabetes

Dulu sekali, menderita diabetes berarti pantang memasukkan bahan yang mengandung gula ke dalam menu makan. Makanan untuk diabetes pun sangat jauh dari kata manis. Terlebih bagi mereka yang memiliki komplikasi hipertensi, makanan tak boleh ditaburi gula maupun garam terlalu banyak. Namun kini penderita diabetes memiliki pilihan lain selain gula untuk menambahkan rasa manis pada makanan. Ada pemanis buatan yang berindeksglikemik rendah yang rasanya mirip dengan gula dengan kalori yang sangat rendah bahkan berkalori nol. Pemanis ini karena memiliki indeks glikemik dan berkalori rendah sangat baik ditambahkan pada makanan untuk diabetes sebagai pengganti gula tebu maupun bagi orang-orang yang membatasi gula untuk kesehatan secara umum.

Pengganti gula bisa berupa pemanis buatan dan pemanis alami. Di Indonesia ada 13 pemanis buatan yang diijinkan penggunaanya dalam makanan yakni aspartam, acesufam-K, alitam, neotam, siklamat, sakarin, sukralosa, isomalt, xilitol, maltitol, manitol, sorbitol, dan laktitol. Pemanis buatan yang diijinkan di suatu negara bisa jadi berbeda dengan aturan dan regulasi yang diterapkan di negara lain. Seperti siklamat yang diijinkan penggunaanya di Indonesia ternyata telah di larang oleh Organisasi Obat dan Makanan di Amerika Serikat karena diragukan kemanananya.

Meski sudah diijinkan penggunaanya, tetap saja konsumsi pemanis buatan harus dibatasi sebab studi tentang konsumsi pemanis buatan dalam jangka waktu yang lama belum banyak dilakukan. Di supermarket sering kali kita melihat minuman yang berlabel sugar free. Namun Anda jangan terkecoh oleh label bebas gula tersebut sebab rasa minuman tersebut tetap manis di lidah dan rasa pahit akan mengikuti.

Ini memang ciri minuman yang menggunakan pemanis buatan. Pemanis buatan di atas disarankan hanya dikonsumsi bagi penderita diabetes. Sedangkan orang yang tak memiliki diabetes lebih baik mengkonsumsi gula pada umumnya dengan jumlah yang dibatasi. Selain berkalori rendah dan bahkan nol, pemanis buatan juga tidak berkonstribusi terhadap rusaknya gigi, tidak seperti pemanis alami.
Jika beberapa pemanis buatan seperti Stevia dan Xilitol telah dibuktikan aman penggunaanya, sirup jagung ternyata disarankan untuk dikurangi.

Meski pemanis buatan berkalori rendah, konsumsinya juga harusnya diimbangi dengan pemanis alami yang dinilai lebih aman.
  • Madu
  • Sirup Maple
  • Gula Maple
  • Agave Nektar
Sekali lagi kata kunci untuk menekan kadar gula darah adalah jumlah penggunaan pemanis. Meskipun Anda telah mengganti gula biasa dengan pemanis alami maupun buatan yang memiliki kalori lebih rendah, pengganti gula ini bukan sulap yang akan menurunkan kadar gula Anda. Jumlah penggunaan tetap harus diperhatikan utamanya pemanis alami pengganti gula sebab kalorinya hampir sama dengan gula. Selalu lihat label dibelakang kemasan makanan atau minuman untuk memastikan total kalori yang terkandung dalam makanan tersebut.



SourCe



Solusi Penyembuhan Diabetes

Kayumanis Penurun Kadar Gula Darah

Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa bumbu yang tersedia di dapur Anda bisa jadi sangat bermanfaat? Akhir-akhir ini banyak perdebatan mengenai efek kayu manis terhadap penurunan kadar gula darah. Rupanya tak hanya kadar gula darah, konsumsi kayu manis sehari-hari juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat. Banyak ahli yang mendukung pernyataan bahwa kayu manis bermanfaat menurunkan kadar gula darah, namun tak sedikit pula yang menampiknya. Salah satu penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan Dr. Richard Anderson dan koleganya untuk menguji efek kayu manis terhadap kadar gula darah, total kolesterol, trigliserida, HDL kolesterol, dan LDL kolesterol.

Penelitian ini melibatkan 60 orang penderita diabetes tipe 2 yang terdiri dari 30 pria dan 30 wanita berusia rata-rata 50 tahun ke atas. Mereka dibagi menjadi 6 kelompok yang dipilih acak. Kelompok pertama mengkonsumsi 1 gr kayumanis per hari, kelompok kedua mengkonsumsi 3 gr, dan kelompok ketiga mengkonsumsi 6 gr kayumanis per hari. Kelompok 3, 4, dan 5 mengkonsumsi kapsul placebo dengan jumlah yang sama dengan konsumsi kayumanis pada kelompok 1,2, dan 3. Hasilnya setelah 40 hari, kelompok yang mengkonsumsi kayu manis turun kadar gula darahnya sebesar 18-29%, trigliserida 23-30%, kolesterol LDL 7-27%. Sedangkan tidak ditemukan HDL kolesterol menunjukkan perubahan signifikan.

Ini berarti mengkonsumsi kayumanis 1, 3, 6 gr per hari bagi penderita diabetes tipe 2 dapat menurunkan kadar gula darah dan resiko komplikasi diabetes yang berhubungan dengan darah tinggi dan jantung. Sedangkan kapsul placebo tidak memiliki efek apapun terhadap kadar gula darah dan total kolesterol maupun LDL kolesterol.Banyak penderita diabetes yang telah mencoba untuk menambahkan setengah sendok teh kayu manis dalam teh saat sarapan selama beberapa bulan dan mendapatkan kadar gula darah mereka turun. Kayumanis telah diteliti dapat meningkatkan metabolisme glukosa. Perlu ditekankan bahwa kayumanis tak akan menyembuhkan penyakit gula Anda, kayumanis hanya dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Tentunya, bukan berarti mengkonsumsi kayu manis Anda bebas mengkonsumsi gula dan karbohidrat. Makanan tetap harus dijaga. Untuk menambahkan kayumanis dalam diet diabetes Anda cobalah ikuti instruksi ini.
  • Selalu konsultasikan pada dokter jika Anda ingin menambahkan ¼ hingga ½ sendok teh kayumanis per hari dalam menu diet Anda. Meski ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa kayumanis menurunkan kadar gula darah, tetapi dokter Anda juga wajib tahu tambahan makanan dalam menu diet diabetes Anda.
  • Selalu gunakan takaran yang sama tiap hari untuk menghindari kadar gula yang naik-turun.
  • Gunakan kayumanis bubuk atau batangan. Karena methylhydroxychalcone polymer (MHCP), kandungan utama pada kayumanis yang memiliki efek mirip insulin dan menaikkan kesensitivan insulin, tidak ditemukan pada minyak kayumanis.
Meskipun masih ada banyak perdebatan tentang efek kayumanis, namun tidak ada salahnya untuk menambahkan ¼ - ½ sendok teh kayumanis. Tidak ada efek samping kecuali Anda alergi kayumanis.

Merokok Memperburuk Penyakit Diabetes


Merokok telah lama diketahui berefek negatif terhadap kesehatan manusia. Merokok dapat menaikkan resiko adanya kanker paru dan mulut serta penyakit jantung seperti stroke yang diawali tekanan darah tinggi. Tahukah Anda bahwa merokok juga dapat meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes melitus tipe 2 dibandingkan mereka yang tidak merokok? Hal ini dinyatakan pada artikel yang dirilis oleh JAMA (Journal of the American Medical Association) pada bulan Desember. 

Merokok dan diabetes memang saling terkait sebab merokok dapat menyebabkan diabetes dan merokok akan memperparah penyakit gula seseorang. Bagaimana aktivitas merokok dapat memperburuk penyakit dibetes mellitus Anda? Ini dia penjelasan singkatnya.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara merokok dengan ketidaknormalan glukosa dalam darah. Penelitian Carole Willi, M.D yang melibatkan 1.2 juta partisipan menemukan bahwa ada keterkaitan langsung antara merokok dengan meningkatnya resiko diabetes. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa merokok tanpa pengaruh aktivitas lain dapat menyebabkan intoleransi pada glukosa atau tubuh tidak bisa lagi menerima glukosa. Resiko terserang penyakit diabetes bagi mereka yang merokok lebih 20 atau lebih batang per hari adalah sebesar 61% sedangkan mereka yang dikategorikan perokok ringan hanya memiliki kenaikan resiko diabetes sebesar 29%.

Lalu mengapa merokok dapat menyebabkan penyakit diabet? Merokok dapat menyebabkan diabetes melitus karena aktivitas merokok sangat mungkin menjadi sebab dari resistensi insulin dan respon yang tidak cukup terhadap sekresi insulin. Sedangkan resistensi insulin adalah penyebab dari seseorang terjangkit diabetes tipe 2. Banyak kemudian penderita diabetes yang merupakan perokok mencari alternatif agar mereka bisa merokok tanpa memasukkan nikotin dalam darah. Alhasil, rokok elektronik menjadi pilihan. Namun, menurut professor Xiao-Chuan Liu, professor kimia dari Politeknik Negeri California, rokok elektronik juga bukan pilihan yang baik karena tetap mengandung nikotin. Satu-satunya cara penderita diabetes yang juga adalah perokok agar diabetes tak semakin memburuk adalah membuang rokok dari menu diet diabetes. Dengan kata lain, berhenti merokok.

Merokok tak hanya bisa meningkatkan resiko seseorang terserang diabetes tipe 2 tetapi juga komplikasi diabetes yang berbahaya. Komplikasi diabetes yang paling mematikan adalah tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan penyakit jantung. Beberapa kandungan rokok dapat merusak dinding pembuluh darah yang mengakibatkan adanya tekanan darah tinggi dan stroke. Disamping itu aktivitas merokok dapat menyebabkan peradangan. Jika peradangan terjadi pada penderita diabetes, peradangan ini akan susah diatasi sehingga penderita diabetes kemungkinan besar harus diamputasi.
Nah sudah tahu kan efek negatif merokok pada penyakit diabetes Anda? Jadi jangan ragu-ragu untuk merancang langkah berhenti merokok sebelum Anda terkena diabetes tipe 2, sebelum penyakit jantung datang bersamaan dengan penyakit diabet, dan sebelum kaki Anda harus diamputasi oleh karena peradangan.

SouRce

Thursday, March 8, 2012

Diabetes Picu Gangguan Pendengaran

Penelitian terbaru mengindikasikan, penyakit diabetes dapat memengaruhi gangguan pendengaran khususnya pada perempuan seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini bisa terjadi jika

gangguan metabolisme tidak dapat dikontrol baik dengan pemberian obat-obatan.

Para ilmuwan dari Henry Ford Hospital Detroit Amerika Serikat, mengatakan bahwa wanita penderita diabetes (usia 60-75 tahun) yang mampu mengontrol gula darah cenderung memiliki

pendengaran lebih baik ketimbang wanita yang  diabetesnya tidak terkontrol .

Penelitian ini juga menunjukkan, gangguan pendengaran secara signifikan lebih buruk pada semua wanita penderita diabetes yang berusia lebih muda dari 60 tahun, sekalipun mampu

mengendalikan diabetes dengan baik. Sementara pada pria, risiko terjadinya gangguan pendengaran lebih mungkin terjadi tanpa memandang usia mereka atau apakah mereka menderita

diabetes.

"Gangguan pendengaran adalah hal yang normal dari proses penuaan untuk semua orang, tetapi kondisi ini bisa lebih cepat terjadi pada pasien dengan diabetes, terutama jika tingkat

glukosa darah tidak dikontrol dengan obat dan diet," kata Derek J Handzo, DO, dari Departemen THT Bagian Bedah Kepala dan Leher di Rumah Sakit Henry Ford.

"Studi kami benar-benar menunjuk pentingnya pasien mengontrol diabetes mereka, terutama dengan bertambahnya usia mereka, terkait kemungkinan terjadinya gangguan pendengaran,"

tambahnya.

Asosiasi Diabetes Amerika mencatat, hampir 26 juta orang di AS mengidap diabetes, dan 34,5 juta lainnya mengalami gangguan pendengaran dengan tingkat yang berbeda-beda.

Tanda-tanda gangguan pendengaran termasuk di antaranya kesulitan mendengar suara latar belakang atau mendengar percakapan dalam kelompok besar, serta sering mengubah volume

radio atau TV.

Wednesday, March 7, 2012

8 Fakta Diabetes pada Pria

Survei yang dirilis American Diabetes Association (ADA) menyatakan, hanya 30 persen pria penyandang diabetes yang memiliki informasi terkait diabetes. Dan hanya 20 persen yang sudah menerapkan pola makan yang sesuai dengan kondisi mereka. Semakin kaya pengetahuan, sangat penting bagi diabetes dan keluarganya dalam membantu mengendalikan penyakitnya.

Inilah fakta yang harus diketahui pria diabetesi untuk memotivasi perubahan perilaku menjadi lebih sehat.

1. Kurang jantan

Penurunan hormon testosteron banyak dialami pria dengan diabetes. diabetes juga merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol ereksi, sehingga mudah terjadi disfungsi ereksi. Pria diabetesi beresiko mengalami disfungsi ereksi 10-15 tahun lebih cepat daripada pria tanpa diabetes.

2. Pikiran kacau

Pria dengan diabetes beresiko tinggi mengalami depresi ketimbang yang tidak diabetes.

3. Harapan hidup berkurang

Kematian karena penyakit jantung diabetesi sekitar 2-4 kali lebih tinggi daripada yang tanpa diabetes. Harapan hidup pria dengan diabetes lebih pendek daripada perempuan diabetesi.

4. Ancaman kebutaan

Diabetes akan merusak pembuluh yang menjadi saluran gizi bagi retina. Akibatnya, potensi kebutaan karena diabetes retinopati akan lebih besar. Di kalangan orang yang terkena diabetes sebelum usia 30 tahun, pada pria, gangguan retinopati datang lebih cepat daripada perempuan.

5. Amputasi

Kerusakan vaskular juga sering memengaruhi kaki, sehingga lebih dari 60 persen kasus amputasi kaki yang bukan karena trauma disebabkan diabetes. Amputasi terkait diabetes pada pria 1,5 - 2,7 kali lebih tinggi tinggi daripada perempuan.

6. Nyeri
Pada pria diabetesi, gejala berupa nyeri di paha, betis, bokong selama olahraga, kram, perubahan suhu tubuh, sariawan berkepanjangan, bengkak, lebih sering dialami.

7. Demensia

Pria diabetesi lebih beresiko mengalami alzheimer dan bentuk lain dari demensia.

8. Kegemukan

Tak kurang dari 90 persen orang dengan diabetes mengalami kelebihan berat badan.

Wednesday, February 29, 2012

Blueberry Atasi Obesitas dan Diabetes

Jus blueberry dengan sedikit tambahan bakteri kemungkinan bakal menolong penderita obesitas dan diabetes suatu hari. Pasalnya, beradasar temuan para ahli dari Kanada, jus yang mengalami biotransformasi dengan bakteri dari kulit buah mampu menurunkan hiperglikemia (menaiknya kadar gula secara tidak normal) pada penderita diabetes setelah dicobakan pada tikus.

Bahkan jus ini mampu melindungi tikus dari munculnya diabetes akibat obesitas. Demikian penelitian yang dipublikasi Agustus ini di International Journal of Obesity.

“Hasil penelitian ini jelas menunjukkan bahwa jus blueberry yang mengalami biotransformasi berpotensi kuat sebagai anti-obesitas dan anti-diabetes,” jelas Pierre S Haddad, profesor farmakologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Montreal dalam sebuah rilis.

Jus blueberry yang mengalami biotransformasi ini, menurut Pierre merupakan agen terapetik baru. Bakteri Serratia vaccinii, strain baru blueberry yang telah diisolasi muncul dan bekerja dengan cara meningkatkan efek antioksidan alami buah. Kadar glukosa darah tikus, yang potensial menyebabkan resistensi insulin akibat obesitas, hipertensi turun hingga 35 persen setelah tiga hari minum super jus ini.

“Tikus-tikus ini merupakan model yang istimewa karena memiliki keadaan yang mendekati keadaan manusia sebenarnya dengan obesitas dan cenderung ke arah diabetes tipe 2,” jelas Haddad.

SourCe

Pria Lebih Rentan Kena Diebetes Daripada Wanita

Semua orang memiliki risiko terkena penyakit diabetes. Namun menurut penelitian terbaru, kemungkinan pria menderita diabetes lebih besar dibandingkan wanita.

Studi terbaru itu diprakarsai oleh akademisi dari Glasgow University. Mereka menemukan bahwa pria memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit diabetes tipe 2 walau memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih rendah daripada wanita.

Pemimpin penelitian, Profesor Naveed Sattar, dari Institute of Cardiovascular and Medical Sciences mengatakan, kelebihan berat badan adalah faktor utama yang memberikan risiko terhadap diabetes tipe 2 (diabetes karena perubahan gaya hidup). Faktor lain yang mempengaruhi adalah usia, etnis dan genetik.

Penelitian yang dilakukan oleh Sattar melibatkan 51.920 pria dan 43.137 wanita. Seluruhnya merupakan pengidap diabetes tipe 2 dan umumnya memiliki IMT di atas batas kegemukan atau overweight.

Hasilnya ditemukan, pria cenderung sudah terkena diabetes saat indeks massa tubuhnya belum sebesar para wanita dengan penyakit yang sama. Para pria terkena diabetes pada IMT rata-rata 31,83 kg/m2 sedangkan wanita baru mengalaminya pada IMT 33,69 kg/m2.

Prof Naveed Sattar yang memimpin penelitian ini mengatakan, “Perbedaan risiko ini dipengaruhi oleh distribusi lemak tubuh. Pada pria, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut sehingga memicu obesitas sentral yang lebih berisiko memicu gangguan metabolisme. Dengan kata lain, laki-laki lebih rentan terhadap diabetes,” ujar Profesor Naveed Sattar, seperti yang dikutip dari Times of India.

Sering Tidur Malam Picu Diabetes dan Penyakit Jantung

Kebiasaan tidur malam yang buruk sering membuat Anda merasa lelah dan kesal. Selain itu, gangguan tidur malam yang buruk selama enam kali berturut-turut, juga dapat memicu timbulnya diabetes dan penyakit jantung.

Profesor Philippe Froguel dari Imperial College London mengatakan, “Kontrol gula darah adalah salah satu dari banyak proses yang diatur oleh jam biologis tubuh,” katanya, Ahad (29/1). Salah satu jam biologis tubuh adalah tidur. Terganggunya proses tidur itu akan berdampak pada kontrol gula darah.

Penelitian baru terkait kebiasaan tidur yang digelar beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa gejala diabetes sudah muncul saat mengalami gangguan tidur selama tiga kali berturut-turut. Hasil penelitian ini dipublikasikan oleh Nature Genetics yang diberitakan Daily Mail.

Nature Genestics melakukan penelitian ini terhadap 20 ribu pekerja shift malam, dan dari hasil penelitian, terbukti untuk pekerja shift malam rentan terhadap penyakit diabetes dan penyakit jantung. Studi penelitian ini menemukan empat varian gen yang beresiko terkena diabetes maupun penyakit jantung.

Tuesday, February 28, 2012

Berbagai Pengobatan Baru Diabetes Melitus

Begitu banyaknya penderita Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia, membuat para peneliti terus mengembangkan pengobatan penyakit tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian dilakukan yang terkait dengan penyakit DM.

Penelitian-penelitian tersebut tentunya dilakukan untuk menemukan pengobatan yang terbaik untuk DM. Penelitian-penelitian tersebut, termasuk berhasil ditemukannya pankreas buatan dan transplantasi sel beta.

Beradasarkan data National Diabetes Statistics 2011, prevalensi DM telah diperkirakan 8,3 persen dari penduduk Amerika Serikat, dan sebagian besar adalah DM Tipe II seperti dilansir dari Epharmapedia, Rabu (7/9/2011).

Berbagai pengobatan DM telah dikembangkan dan telah diterapkan pada banyak pasien DM tipe 2. Namun, pengobatan pada pasien DM Tipe II terkait pada beberapa mekanisme, antara lain:
  1. Insulin sensitizer. Insulin sensitizer dapat meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk mengenali berbagai insulin, dan kemudian untuk meningkatkan tindakan insulin dengan mendorong glukosa ke dalamnya, sehingga menurunkan tingkat glukosa darah. Sensitizer insulin utama, yaitu glitazones dan Biguanides seperti metformin.
  2. Secretagogues. Obat ini termasuk obat yang memaksa pankreas untuk meningkatkan jumlah insulin, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat-obat ini termasuk sulfonilurea, meglitinides, mimesis incretin (Exenatides) dan dipeptidyl peptidase inhibitor IV (DPP IV inhibitor), seperti sitagliptin.
  3. Mekanisme lainnya.Mekanisme lainnya, misalnya alfa-glukosidase inhibitor dan analog amylin. Acarbose adalah inhibitor alfa-glukosidase yang mencegah degradasi karbohidrat dalam usus, dan dengan demikian mencegah penyerapan glukosa yang diperoleh dari makanan. Pramlintide adalah analog hormon yang disebut amylin, yang dihasilkan dari sel-sel yang sama yang memproduksi insulin. Amylin memperlambat gerakan perut dan menciptakan sensasi kenyang yang membantu untuk mengatur penyerapan glukosa dan mencegah peningkatan pesat konsentrasi glukosa darah setelah makan
Beberapa pengobatan baru untuk DM, antara lain:
  1. Exenatide seminggu sekali
Beberapa exenatides telah diperkenalkan sebagai suntikan sehari-hari, dan telah disetujui sebagai pengobatan pembantu untuk DM tipe II.

2. SGLT-2 Inhibitor
Ginjal adalah organ yang cukup konservatif ketika didatangi glukosa, karena ia bekerja untuk menyerap kembali beban glukosa yang mungkin mencoba untuk keluar bersama urin. Sodium-glukosa cotransporter-2 (SGLT-2) yang secara normal ditemukan dalam tubulus proksimal ginjal akan mereabsorbsi sebagian besar glukosa dan mengembalikan ke aliran darah dengan bantuan dari gradien natrium.

Dapagliflozin adalah obat pertama yang dikembangkan untuk menghambat SGLT-2 dan karenanya meningkatkan hilangnya glukosa dalam urin.

Penurun glukosa merupakan obat dengan kemampuan yang berhubungan dengan ekskresi glukosa ginjal. Efeknya tergantung pada jumlah glukosa yang disaring melalui glomeruli dan tidak tergantung pada sekresi insulin. Metode aksi meminimalkan risiko hipoglikemia. Tetapi hal itu juga membuat dapagliflozin kurang efektif bila tingkat filtrasi glomerulus menurun karena perkembangan gangguan ginjal.

Dalam dua studi, dapagliflozin (5 mg atau 10 mg) dievaluasi dalam kombinasi dengan metformin XR dan dibandingkan dengan monoterapi.

Kedua studi dilakukan selama 24 minggu, dan pada akhir penelitian proporsi yang lebih tinggi dari pasien yang diobati dengan terapi kombinasi mencapai HbA1c yang lebih rendah dan kontrol glikemik yang lebih baik. Pada kelompok Dapagliflozin juga mencapai penurunan berat badan lebih dari kelompok metformin. Efek samping utama yang dilaporkan adalah infeksi saluran kemih.

Food and Drugs Administration (FDA) pada 19 Jul 2011 menentang merekomendasikan persetujuan untuk obat baru ini karena dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker kandung kemih.

3. Agonis PPAR ganda
Glitazones adalah agonis PPAR-gamma, dan melalui aktivasi reseptor nuklir spesifik, dapat membuat jaringan tubuh merespons insulin.

Suatu grup baru dari obat Agonis PPAR disebut Dual, karena kemampuannya untuk mengaktifkan PPAR-gamma dan alpha pada waktu yang sama. Menariknya, agonism PPAR-alpha seharusnya merupakan mekanisme aksi fibrate yang mengurangi trigliserida dan meningkatkan HDL.

Sehingga seharusnya bahwa agonis PPAR-ganda akan terus mendapatkan manfaat dari glitazones dan fibrates.Sebuah uji coba fase II memeriksa suatu agonis PPAR ganda baru, yaitu aleglitazar,. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa terapi dengan agen ini mengurangi hiperglikemia dan level normal dari HDL-C dan trigliserida dengan keamanan yang dapat diterima. Aleglitazar saat ini sedang dipelajari dalam skala besar percobaan klinis untuk menilai apakah akan dapat mengurangi risiko kardiovaskular (kematian, infark miokard, atau stroke) di antara pasien dengan diabetes dan penyakit arteri koroner.

4. Glukokinase Aktivator
Glukokinase adalah enzim intraseluler yang dapat membatasi langkah dalam metabolisme glukosa.

Tidak ada keraguan bahwa diabetes merupakan target potensial bagi banyak peneliti dan ilmuwan untuk menurunkan prevalensi diabetes.

Kemajuan dalam pemahaman tentang patofisiologi diharapkan dapat membimbing para peneliti untuk mengembangkan pengobatan yang lebih radikal dan maju. Namun sayangnya, berbagai pengobatan baru untuk DM yang telah ditemukan oleh para peneliti mungkin belum dapat diperoleh dan digunakan secara luas di negara berkembang.

Dampak Menyuntik Insulin Terus Menerus di Satu Tempat

Menyuntik insulin terus-menerus di satu tempat yang sama bisa memberi dampak negatif. Terutama bagi pasien diabetes melitus tipe 1 yang harus menyuntikkan insulin harus berhati-hati saat menyuntikkan insulin.

Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun yang tidak disebutkan namanya ini berasal dari Johannesburg, Afrika Selatan. Ia datang ke dokter beberapa waktu yang lalu dengan kondisi perut membengkak di 2 tempat hingga membentuk belahan besar mirip pantat. Ini gara-gara ia menyuntikkan hormon insulin di tempat yang sama setiap hari selama 30 tahun.

Belahan yang menggantung persis di bawah pusar itu merupakan jaringan lemak yang membengkak dan sering dialami oleh para pengidap diabetes melitus tipe 1 yang harus menyuntikkan insulin setiap hari. Kebanyakan, hormon insulin ini memang disuntikkan di bagian perut.

Pembengkakan lemak atau lipohypertrophy merupakan reaksi yang wajar pada penyuntikan insulin, sehingga disarankan untuk selalu berpindah tempat penyuntikan. Namun yang terjadi pada pasien ini, selama 30 tahun ia menyuntikkan insulin di tempat yang sama setiap hari.

“Tim kami terdiri dari 5 dokter senior dan semuanya belum pernah melihat kasus separah ini. Kami melaporkannya di jurnal ilmiah karena ini kasus ekstrem,” kata Dr Stan Landau dari Centre for Diabetes and Endocrinology di Joannesburg, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (10/2/2012).

Menurut Dr Landau, pembengkakan lemak pada pasien ini bisa menyusut dengan sendirinya setelah pasien tidak lagi menyuntik di tempat yang sama setiap hari. Namun karena kondisinya sudah terlanjur parah, bekasnya tidak akan pernah hilang kecuali dengan operasi plastik.

Oleh Dr landau dan timnya, kasus tersebut sudah dilaporkan dalam jurnal ilmiah New England Journal of Medicine. Sayangnya setelah beberapa kali mendapat perawatan, pasien itu tidak lagi mengontak para dokter sehingga tidak terpantau lagi perkembangannya.

Bagi pengidap diabetes melitus tipe 1 yang lain, Dr Landau sangat menyarankan agar suntikan insulin dilakukan di tempat yang berbeda setiap hari. Bagi yang terlanjur mengalami pembengkakan lemak di suatu tempat, biasanya akan diberi jarum yang lebih kecil dan jenis insulin yang berbeda.

 
Design by Toko Herbal Online | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | belt buckles